Kisah Pilu Warga Perumahan Patebon Indah Pasca Diterjang Banjir Bandang

Banjir bandang yang melanda Perumahan Patebon Indah, Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, Kendal pada Senin (20/1/2025) telah menyebabkan kesedihan mendalam bagi warga setempat. Banjir yang tiba secara tiba-tiba telah menyebabkan kepanikan dan kerugian bagi banyak warga. Karena airnya meluap hingga mencapai dua meter, warga dipaksa untuk mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkan diri dan barang-barang mereka. Bejo Sartono, a resident of Patebon Indah Housing, shared the terrifying moments as water began to flood the houses. “Air datang dengan sangat cepat, tidak ada waktu untuk menyelamatkan barang-barang. Yang dapat dilakukan hanyalah menyelamatkan diri dan keluarga,” menurut Bejo Sartono pada hari Senin (17/2/2025). Menurut penjelasan Bejo, warga harus berhati-hati dan mencari tempat tinggi untuk berlindung karena adanya banjir yang melanda daerah tersebut. Banyak orang yang memilih untuk naik ke atap rumah, pagar, atau lantai dua jika mereka tinggal di rumah bertingkat. Bahkan di masjid yang memiliki lantai dua di dalam perumahan, warga juga mencari tempat aman untuk berlindung. Saat ini, warga masih berjuang untuk membersihkan lumpur yang membanjiri rumah mereka. Banyak rumah yang masih terendam air dan jalan-jalan di perumahan juga masih tergenang. Masalah ini belum terselesaikan meskipun telah berlalu beberapa hari. Dengan semangat gotong royong, warga berupaya untuk membersihkan saluran air dan menghilangkan genangan air yang terbentuk. Menurut Bejo, sekitar 95 persen peralatan elektronik milik warga rusak karena terendam air, termasuk miliknya. Tak jarang hal ini terjadi akibat bencana alam atau kebocoran air yang tak disadari. Namun, tidak perlu khawatir karena ada cara untuk mencegah kerusakan akibat air dan memperpanjang umur peralatan elektronik Anda. “Dua unit mobil saya sama-sama terendam dan harus dibawa ke bengkel untuk diperbaiki dengan biaya sekitar 60 juta per unit. Sayangnya, banyak warga lain yang juga mengalami hal yang sama. Ada yang bahkan kehilangan segalanya karena barang-barang mereka hanyut terbawa arus,” ungkapnya. Setelah kejadian itu, wilayah tersebut menjadi seperti kampung mati dengan tidak adanya suara kecuali suara air yang bercampur lumpur. Bahkan sampai hari ini, warga dilanda ketakutan saat hujan deras mengingat peristiwa mengerikan yang terjadi di masa lalu. “Bencana ini merupakan pukulan serius bagi warga Perumahan Patebon Indah dan masyarakat Desa Kebonharjo secara umum. Kami berharap ada bantuan dan perhatian dari pemerintah dan instansi terkait untuk membantu kami bangkit dari musibah yang menimpa kami,” harap mereka.